28 November 2011

Bu Guru vs Bu RT



Sebuah kata bijak tentang Guru yaitu "digugu dan ditiru" atau sebuah ungkapan dari seorang Pahlawan Nasional yaitu :"Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karso, tut wuri handayani" Melihat kedua kata tersebut sungguh dalam arti dari falsafah di atas.

Seorang guru selain untuk di gugu dan ditiru para muridnya, baik dari sikap, prilaku, tutur kata, dan kepribadiannya. Selain itu guru harus menjadi unsur perubahan (agent of change) dimasyarakat. Keberadaan seorang guru di masyarakat sangatlah diandalkan karena selain mempunyai wawasan di atas rata-rata masyarakat juga mempunyai nilai lebih yaitu jenjang akademis.

Dengan demikian yakinlah seorang guru menjadi publik pigur di masyarakat untuk membina, mengarahkan, mencerahkan dan menciptakan pembaharuan di masyarakat.

Falsafah Ing Ngarso Sung Tulodo (berani tampil didepan menjadi pemimpin untuk memberi contoh pada masyarakat), Ing Madya Mangun Karso (ketika hidup ditengah masyarakat untuk membangun prakarsa dan bekerjasama),
Tut Wuri Handayani, (saat di belakang memberi daya-semangat dan dorongan kemajuan masyarakat).sangatlah melekat pada dirinya.

Keberadaan guru ditengah masyarakat sangatah berarti terutama untuk embangun mental masyarakat agar lebih baik.
Pembinaan mental tentu tidak semudah membalikan sebelah tangan, harsulah memerlukan proses yang cukup lama dan panjang. Pembinaan mental dan karakter oleh seorang guru tentu sudah terbiasa untuk diterapkan kepada siswanya. dengan kesabaran dan keluh kesah dari guru banyak menciptakan siswa-siswinya yang berhasil menjadi orang-orang yang sukses.

Namun ada sebuah dilematis yang hinggap pada para Ibu guru kita. apakah itu?
Sesuai dengan keberadaan seorang ibu mempunyai fungsi sentral dalam rumah tangga RT) selain berbakti kepada suami untuk mengurus dan mengatur keberadaan rumah, juga harus memperhatikan, membina,mengarahkan dan mendidik anak-anaknya. Apabila melihat keterangan baik Al-Qur'an atau hadits Nabi saw keberadaan seorang istri (ibu) dalam keluarga adalah sebagai : "

1. Melegakan hati suami bila dilihat.
Hal ini tersebut di dalam hadits Ibnu Majah dari sahabat Abu Umamah AI-Bahily.
"Bagi seorang mukmin laki-laki, sesudah taqwa kepada Allah,maka tidak ada sesuatu paling berguna bagi dirinya, selain istri yang shaleh, yaitu; taat bila diperintah, melegakan bila dilihat, nrima bila diberi janji, dan menjaga kehormatan dirinya dan suaminya, ketika suaminya pergi. " (HR. 1bnu Majah)

2. Memberikan suasana teduh dan ketenangan berpikir.
Hal ini Allah firmankan di dalam QS. 30: 21
"Di antara tanda kekuasaan-Nya , yaitu Dia menciptakan pasangan untuk diri kamu dari jenis kamu sendiri, agar kamu dapat memperoleh ketenangan bersamanya dan Dia menjadikan rasa cinta dan kasih sayang antara kamu. Sungguh di dalam hati yang demikian itu merupakan tanda-tanda (kekuasaan) bagi kaum yang berpikir. "

3. Membantu memelihara akidah dan ibadah.
Hal ini dinyatakan Rasulullah dalam sabdanya:
"Barangsiapa diberi oleh Allah istri yang shalihah, maka sesungguhnya ia telah diberi pertolongan oleh Allah meraih separuh agamanya. Kemudian hendaklah ia bertakwa kepada Allah di dalam memelihara separuh lainnya. " (HR. Thabrani dan Hakim).

4. tanggung jawab seorang isteri sangatlah besar. Karena dialah yang melahirkan sang anak, menyusuinya, dan menemani serta mendidik anak dari jam ke jam, hari ke hari. Bahkan ketika seorang anak masih balita, kemudian menginjak remaja dan menjelang dewasa, di dalam rumah maupun di luar rumah sang ibu senantiasa mewarnai bentuk kehidupan sang anak. Hingga mungkin sang ayah telah tiada maka ibulah yang tetap mendampingi putranya untuk menyongsong masa depan. Inilah hikmah diperintahkannya wanita untuk berada di rumahnya. Allah berfirman :
Artinya : "Dan hendaknya kalian tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu." ( QS Al Ahzab : 33)

5.Perempuan sebagai ibu dalam keluarga, idealnya menjadikan dirinya teladan yang bisa dicontoh anak perempuannya dalam segala hal yang dilakukannya di dalam urusan rumah tangga.

Melihat dasar di atas jelaslah keberadaan ibu (istri) adalah untuk membina rumah tangga, mengurus keluarga dan mendidik anak-anak.

Permasalahannya, bagaimana apabila seorang Ibu menjadi guru di pendidikan Formal? menjadi guru adalah pekerjaan yang sangat mulia bagi manusia tak terkecuali untuk laki-laki atau perempuan. artinya wanita (ibu) yang mempunyai pekerjaan sebagai guru mempunyai nilai kebaikan dua hal . 1) nilai kebaikan sbg ibu untuk membina rumah tangga, 2) nilai kebaikan sebagai ibu guru yang bertugas secara profesional.

Dua tugas tersebut apabila mampu menjalaninya dengan baik dan adil, jelaslah si Ibu guru mempunyai pahala dua kali lipat dari Alloh swt.
Namun hari ini terdapat banyak masalah yang terjadi pada ibu-ibu guru. Banyak para ibu mengorbankan rumah tangga demi karir dan jabatan,
rumah tangga terbengkalai, suami terlupakan dan anak tak terdidik dengan benar.
Contoh salah satu kasus dalam rumah tangga ketika si Istri sibuk dengan tugas keguruannya, ia pergi pagi dan pulang siang menjelang petang. Padahal waktu pagi adalah waktu yang sangat berkesan bagi suami dan anak-anak, dimana mereka merindukan sarapan pagi yang dihidangkan oleh seorang ibu kini sudah tiada lagi, ketika anak-anak butuh untuk di siapkan baju seragam, sampai kata salam dan cium tangan kini sudah tiada lagi. Belum lagi ketika Ibu guru sedang mengajar anak-anak lain di sekolah, ia rela menitipkan anak-anak yang masih kecil kepada pembantu yang terbatas ilmu dan wawasannya. Akibatnya anak sendiri terbengkalai dan kurang terdidik tak jarang mereka menangis sampai tersedu sedan memanggil ibu atau mamah, anak rindu belaian, rindu kasih sayang dipangkuannya. Kini yang anak rasakahan hanyalah alunan lagu ninak bobo pembantu yang terkadang merasa kesal dan mencubit anak itu.

Sungguh ironis keadaan seperti ini. Akibat yang lebih parah anak mempunyai karakter, pemalu, minder, cepat marah dan kurang didikan yang maksimal dari orang tua. namun ini semua bisa kembali pada diri para ibu, bagaimana mengantisipasi hal tersebut secara baik dan seimbang. Ibu yang di hormati, dikagumi, diteladani oleh anak-anaknya dan seorang guru yang di taati dan di hormati oleh anak-anak didiknya.

Wallohu`alam bis showab

(Aboe Akbar Abi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar