24 Desember 2011
Dengan Hypnoteaching Jadikan Siswa Berprestasi
Pada mulanya saya merasa cukup kebingungan, jangankan unjuk gigi di tingkat Kecamatan di kelas sekalipun mereka (siswa) sangat sulit untuk berani tampil di depan kelas dengan alasan yang cukup variasi ; malu, tidak bisa, tidak pede, gemetaran dan lain lain. Kondisi demikian dapat karena tidak terbiasa. Setelah diselidiki ternyata pada umumnya rata-rata mereka tidak siap secara mental.
Fenomena kedua yang saya amati adalah tidak bervariatifnya metode atau model pembelajaran yang dilakukan dari guru-guru di kelas sebelumnya. Rata-rata mereka hanya mengajar dengan metode dan model pembelajaran seadanya. Otomatis karakter siswa dibentuk kaku dan keadaan mental merekapun kurang siap saat tampil kedepan. Kejadian ini membuat saya berpikir dan bagaimana cara untuk menghadapi mereka agar siap untuk tampil di acara yang telah ditentukan dalam waktu yang cukup singkat.
Alhamdulilah sebelum kegiatan tersebut tiba pada waktunya, saya bertemu dengan seseorang yang bernama Pak Iwan Ardhi Priyana. Beliau memberikan pemahaman dan beberapa hal tentang pembelajaran Hypnoteaching.
Pada mulanya saya cukup bingung apa itu pembelajaran Hypnoteaching? karena sangat tertarik akhirnya banyak bertanya kepada beliau tentang pembelajaran metode ini. Beliau menjelaskan tentang cara menyajikan materi pembelajaran dengan sebuah teknik yang diistilahkan dengan “Hypnoteaching”. Yaitu menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan bahasa-bahasa bawah sadar. Sehingga perhatian siswa akan tertuju secara penuh pada materi yang disajikan.
Dari hasil pembicaraan dengan Pa Iwan tersebut, saya berpikir bagaimana metode tersebut diterapkan pada siswa-siswi yang akan mengikuti perlombaan. Pada mulanya kurang yakin apakah saya bisa? karena mengingat baru tahu sedikit tentang teknik pembelajaran Hypnoteaching itu. Namun dengan rasa penasaran akhirnya saya memberanikan diri menerapkan model Hypnoteaching kepada siswa.
Hal pertama saya lakukan sesuai anjuran pa Iwan adalah sebagai berikut :
1. Tanamkan niat dan tumbuhkan motivasi dalam diri Siswa.
Hal pertama yang saya lakukan pada siswa adalah menanamkan niat yaitu keinginan yang bersungguh-sungguh untuk mengikuti perlombaan. Diantaranya siswa dipahamkan terlebih dahulu manfaat dari mengikuti perlombaan. Kemudian untuk menumbuhkan motivasi mereka diberikan mentoring agar siswa lebih termotivasi diantaranya dengan diberikannya cerita orang-orang yang sukses dalam prestasinya. Dengan demikian siswa merasa semangat dan ingin sukses dalam mengikuti perlombaan tersebut.
2. Menyamakan Pemikiran dan gerak.
Hal yang kedua yang saya lakukan adalah menyamakan persepsi, posisi, gerak tubuh, bahasa, serta gelombang otak dengan siswa, diantaranya dengan mengumpulkan siswa yang mempunyai pemahaman dan keinginan kuat untuk mengikuti perlombaan. Karena secara naluri siswa menginginkan selalu berkumpul dengan teman-temannya yang sepaham dengan dia. Karena sering kali kita temukan pada diri siswa ketika berbeda pemahaman mereka pindah bangku atau malas bertegur sapa dengan teman yang tidak sepaham itu.
Setelah memilih dan memisahkan siswa yang sepaham. Kemudian saya menyesuaikan keinginan siswa dengan keinginan saya. Al-hasil perintah saya diikuti dengan baik oleh mereka.
pada fase ini saya menyuruh kepada siswa untuk :
•Membayangkan dengan mata terpejam adanya suatu bola yang terdapat diantara dua tangan, kemudian bola tersebut berubah menjadi membesar dan besar
•Membayangkan lawan kita adalah kecil dan tak berarti apapun.
•Membayangkan tampil percaya diri dengan suara yang lantang atau gerakan yang
sempurna.
•Membayangkan riuh gaduhnya dan tepukan penonton ditujukan kepada kita karena
keberhasian kita.
•Membayangkan apabila kita berhasil dan menjadi juara di tingkat Kecamatan
diberinya macam-macam hadiah dan piala.
•Ketika membayangkan keberhasilan ikuti dengan senyuman-senyuman.
3.Memberikan Intruksi kepada siswa.
Setelah saya melakukan persamaan persepsi dan gerak dengan siswa, maka dengan demikian siswa terlihat mereka sangat nyaman dengan segala intruksi saya. Pada saat itulah hampir setiap apapun yang saya ucapkan pada siswa, maka siswa pun melakukannya dengan suka rela, semangat dan bahagia. Diantaranya saya tugaskan supaya siswa belajar sendiri dengan benar dan hari esok nya saya evaluasi sampai mana perkembangan mereka. Alhamdulilah setelah melakukan beberapa siswa dapat melakukan tugas dengan baik dan hasilnya ketika mereka bertanding tidak sedikitpun rasa malu dan gerogi yang tampak, malah semangat yang terlihat untuk meraih prestasi yang diinginkan sungguh luar biasa
4. Membayangkan hal yang positif dengan kata-kata yang benar.
Setelah melakukan hal di atas langkah selanjutnya saya mengadakan penguatan secra verbal kepada siswa dengan kata-kata. “kita itu bisa, kita itu berhasil dan kita itu menang” dan yel-yel penyemangat Go go yes, go go best, very best, good good. Pada penguatan verbal tersebut maka hal yang ditangkap oleh siswa adalah hal-hal positif, bisa, berhasil, menang, yes, best, very best, good good . kata-kata ini tersimpan dalam memori otak siswa yang kemudian dijadikan suatu keyakinan dalam diri untuk bisa dan menang dan hasilnya Alhamdulilah mereka pun tampil sebagai pemenang walaupun hanya juara 2 untuk baca puisi, dan juara 3 untuk lomba senam ditingkat kecamatan.
5. Memberikan penguatan dengan pujian kepada siswa.
Langkah selanjutnya adalah member penguatan berupa pujian. Pujian merupakan salah satu cara untuk membentuk konsep diri siswa. Maka diberikanlah pujian dengan tulus pada siswa. Ketika ia berhasil melakukan atau mencapai prestasi walaupun tidak meraih juara pertama. Diantaranya dengan kata “kamu sangat luar biasa, pertahankan prestasimu untuk tahun depan” sebagaian siswa ada yang merasa menyesal dan bertanya mengapa tidak menjadi juara pertama. Jawabku Runner up sekarang adalah Winner untuk tahun depan. Sedikitpun tidak saya tunjukkan rasa kecewa tetapi rasa bahagia yang saya munculkan. Dan merekapun kembali bersemangat. Walaupun demikian saya cukup berbangga hati atas jerih payah siswa dan segala teknik dan metode yang telah diberikan itu adalah hal terbaik bagi siswa untuk merubah mental mereka dari pemalu dan tidak percaya diri menjadi pribadi yang berani tampil percaya diri dengan penuh semangat prestasi.
Akhirnya, saya mengucapkan selamat mencoba metode terdahsyat masa ini. Metode yang dapat membuat siswa menjadi senang bersekolah, dan menjadi insan yang terampil, percaya diri cerdas yang luar biasa.
Demikian penerapan pembelajaran Hypnoteaching yang pernah saya lakukan walaupun masih dasar dan jauh dari sempurna, dengan harapan bahwa pembelajaran yang diterapkan guru di sekolah sangat membantu siswa untuk memahami sebuah materi yang diberikan. Hal ini beralasan karena pada dasarnya siswa tidak suka pada sesuatu yang monoton dan statis, tetapi siswa memerlukan inovasi dan pembelajaran yang membuat hati mereka merasa senang dan nyaman.
Wallohu`alam bis showab
(Pengalaman Penulis sebagai guru SDN Caringin 6 Karangtengah Garut)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar