31 Desember 2011

TULISLAH “SABAR dan IKHLAS” DI KOLOM PERTAMA (Hari pertama mengisi Tahun Baru 2012)



Hiruk pikuk suara petasan dan terompet telah berlalu, demikian pula percikan kembang api yang mewarnai langit telah sirna. Hari telah berlari, bulan telah pergi dan tahun pun telah berganti. Disaat semua manusia lengah karena kelelahan aktifitas sebuah pagi datang menghampiri dengan membawa lembaran baru.
Aku yang masih malas-malasan untuk melakukan aktivitas. Tiba-tiba dikejutkan dengan teriakan yang sangat mengharukan. Ternyata teriakan itu datang dari seorang ibu yang tak kuasa melihat anak bontotnya mengapung di sebuah kolam kecil depan rumah . Aku pun segera menghampiri dan melakukan pertolongan pertama memberi nafas dan berusaha mengularkan air yang ada dalam tubuhnya. Beberapa kali saya melakukan itu sayang anak kecil yang sangat lucu dan lugu itu tidak bereaksi apapun. Tangispun meledak semua anggota keluarga menjerit histeris dan menangis
Akhirnya dengan suasana panik kamipun membawanya ke rumah sakit terdekat. Namun sayang sekali anak yang berusia 1,5 tahun itu telah pergi untuk selamanya. Ayah dari anak tersebut datang dan menghampiri kami yang berada di kamar Gawat Darurat dan berkata kepada dokter “ Dok, bagaimana anak saya?” dokterpun menjawab. “Maaf, saya sudah berusaha tapi anak bapak tidak bisa tertolong terlalu banyak air yang masuk sehingga nafasnya tersumbat ia meninggal dunia”. Jawaban dari dokter membuat kami sedih. Namun dengan tegarnya si ayah tersebut hanyaterucap “Innalilahi wa inna ilaihi rojiun” dengan wajah sedih di rautnya, namun ia tanpa mengeluarkan air mata dan iapun masih bisa mengendarai motornya. Saya yang menyaksikan langsung kejadian yang memilukan tak sadar meneteskan air mata dan berlinang
Bagi saya ada pelajaran yang sangat berharga dari kejadian tersebut.
Pertama :
Nasib manusia jodoh, usia, kebahagiaan dan kenestapaan telah diatur dan ditetapkan oleh Alloh aza wajalla,. seorangpun tidak ada yang mengetahuinya dan pasti datang kepada siapa saja dan tidak ada kekuatan apapun yang dapat menghindarinys, tua, muda, anak-anak, pejabat, rakyat, dll. Hari saya menulis kisah nyata ini, besok lusa atau sejam kemudian mungkin saya yang jadi objek cerita. Hal inipun pasti terjadi pada siapapun termasuk anda yang membaca.
Kedua :
Anak ,harta, jabatan, kedudukan adalah titipan dari yang Maha Kuasa dan suatu saat pasti akan di kembali dan kita harus mengembalikannya dengan ikhlas.
Ketiga :
Kesabaran yang tertinggi bagi seorang ayah yang ditinggal mati anaknya menjadi fenomena tersendiri. Si ayah tersebut telah mampu menjadi orang tua yang tegar,ikhlas dan sabar, tentunya ini sebuah anugerah yang tidak dipunyai oleh semua manusia. Si ayah tersebut sudah bisa merealisasikan sabar dan ihlas dalam hidupnya, seperti dalam sebuah kisah orang-orang saleh.
Keempat :
Anak adalah penghias dalam rumah tangga, sebuah rumah tangga tidak lengkap tanpa adanya seorang anak disisinya. Banyak keluarga yang bubar karena setelah lama menikah tidak dikaruniai anak. Dengan demikian anak adalah hal penting dalam sebuah keluarga, selain ia penerus generasi dan pewaris keluaraga anak juga sebagai perisai dalam rumah tangga. maka dari itu didiklah anak dengan sebaik mungkin karena kebahagiaan , kesuksesan, kegagalan dan kenestapaan orang tua tergantung dari kita mendidik anak. Ia bisa membawa kita kepada syurga atau ia menjatuhkan kita kepada neraka.( Nauzubillah)
Kelima :
Tahun baru 2012 merupakan kado spesial bagi keluarga yang mengalami musibah. Itu semua tentunya teguran, ujian dari Allah swt untuk lebih berhati-hati dalam melangkah dan sebagai peningkatan Iman dan amal khususnya bagi keluarga yang tertimpa musibah. Tahun baru adalah lembaran baru yang harus diisi oleh catatan-catan yang baik. Seperti halnya kita mengisi buku baru yang masih terbungkus rapih dengan plastik. Tuliskanlah SABAR dan IKHLAS di kolom pertama buku baru itu dan pasti Allah aza wa jalla akan memeberikan hikmahnya.
Wallohu`alam bis showwab
(kisah nyata di awal tahun, 01 januari 2012 jam 7.30 WIB)
*Aboe Akbar Abi*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar